BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Proses kegiatan
belajar mengajar sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM siswa. Proses
KBM yang baik dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi siswa, serta
dapat menerapkan ide-ide kreatif bagi siswa.
Apabila
siswa tidak mengikuti KBM dengan baik maka tingkat SDM pun menurun. Pentingnya
proses KBM harus di dukung oleh guru yang profesional, serta murid yang
berkualitas.Sehingga proses KBM bisa berjalan dengan baik dan menciptakan siswa
yang berprestasi, bukan hanya dibidang pendidikan tapi dibidang nonakademik.
Akan
tetapi dari sekian banyak siswa MAN Sidoarjo, ternyata banyak siswa yang
tertidur dalam kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat kualitas kegiatan belajar mengajar
di MAN Sidoarjo. Seharusnya ada tindakan
yang tegas bagi siswa yang tertidur di dalam kelas . Agar siswa tidak melakukan
tindakan tersebut untuk kedua kalinya .
Karena hal tersebut mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi
yang telah di sampaikan oleh bapak/ibu guru.
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
kondisi siswa ketika jam pelajaran berlangsung?
2. Bagaimana
dampak kondisi siswa yang malas bagi kegiatan belajar mengajar?
3. Apa
penyebab siswa malas ketika jam pelajaran?
4. Apa
solusi bagi siswa yang malas ketika jam pelajaran berlangsung?
C.
Tujuan
Penelitian
1. Agar
mengetahui kondisi siswa ketika jam pelajaran berlangsung
2. Agar
mengetahui dampak kondisi siswa yang malas bagi kegiatan belajar mengajar
3. Agar
mengetahui penyebab siswa malas pada jam pelajaran
4. Agar
mengetahui solusi bagi siswa yang malas ketika jam pelajaran berlangsung
D.
Manfaat
Penelitian
1. Kita
dapat mengetahui kondisi siswa ketika jam pelajaran berlangsung
2. Kita
dapat mengetahui dampak kondisi siswa yang malas bagi kegiatan belajar mengajar
3. Kita
dapat mengetahui apa penyebab siswa malas pada saat jam pelajaran berlangsung
4. Kita
dapat mengetahui solusi bagi siswa yang malas ketika jam pelajaran berlangsung
BAB
II
KERANGKA
TEORI
A.
Sosialisasi
dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi
adalah sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari
kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai dan norma-norma
sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat di terima masyarakat.Berikut
ini beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli.l
a. Koentjaraningrat
Proses sosialisasi adalah proses
belajar yang dialami individu sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya
b. Peter
Berger
Proses sosialisasi adalah suatu proses
di mana seorang anak belajar menjadi seseorang anggota yang berprestasi dalam
masyarakat
c. Charlotte
Buhler
Proses sosialisasi adalah proses
yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri , bagaimana cara
hidup , dan berfikir kelompoknya agar dia dapat berfungsi dalam kelompok
Tujuan sosialisasi :
1. Memberikan
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan
kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
2. Mengembangkan
kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan
kemampuan untuk membaca,menulis,dan bercerita.
3. Membantu
seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas
diri yang tepat.
4. Menanamkan
kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Fungsi sosialisasi :
a. Dilihat
dari kepentingan individu,bertujuan agar
individu bisa mengenal, mengakui, dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai,
norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat .
b. Dilihat
dari kepentingan masyarakat,sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian,
penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam
masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat.
Jenis-jenis Sosialisasi
a. Sosialisasi
primer (primary socialization) adalah sosialisasi pertama yang di jalani
individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan
dalam masyarakat. Sosialisasi primer merupakan tempat pertama menanamkan
nilai-nilai budaya yang di anut keluarga.
b. Sosialisasi
sekunder (secondary socialization) adalah proses sosialisasi berikutnya yang
memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif
masyarakat.Contoh: rumah tahanan, rumah sakit jiwa dan lembaga pendidikan
militer.
B.
Perilaku
Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang tidak
sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Berikut ini
beberapa definisi penyimpangan sosial dari para ahli sosiologi.
a.
James W. Van der Zaden
Penyimpangan sosial adalah perilaku
yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar
batas toleransi.
b.
Robert M. Z. Lawang
Penyimpangan sosial
adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk
memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
c.
Paul B. Horton
Penyimpangan sosial
adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma
kelompok atau masyarakat.
Ciri-ciri Penyimpangan
Sosial
A. Penyimpangan
harus dapat didefinisikan
B.
Penyimpangan bisa diterima bisa juga
ditolak
C.
Penyimpamgan relatif dan penyimpangan
mutlak
D. Penyimpangan
terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
E.
Terdapat norma-norma penghindaran dalam
penyimpangan
F.
Penyimpangan sosial bersifat adaptif
(menyesuaikan)
G. Perilaku
menyimpang sudut pandang
Sudut pandang
sosiologi:
Ø Perilaku
menyimpang karena sosialisasi yang kurang sempurna
Ø Perilaku
karena anomi (seolah-olah tidak ada norma)
C.
Norma
dan Pengendalian Sosial
Pengertian norma seluruh kaidah dan peraturan yang
di terepkan melalui lingkungan sosialnya.
Pengertian pengendalian sosial merupakan proses yang
bertujuan agar masyarakat memasuki norma dan nilai sosial yang ada dalam
masyarakat.
a.
Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial
adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak
terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan
diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.
b.
Peter L. Berger
Pengendalian sosial
adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan
anggota-anggotanya membangkang.
c.
Horton
Pengendalian sosial
adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau
masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok
atau masyarakat.
d.
Soetandyo Wignyo Subroto
Pengendalian sosial
adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan
oleh masyarakat.
BAB
III
METODOLOGI
PENGUMPULAN DATA
A.
Tipe
Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian
yang pengolahan datanya secara statistik,yaitu menggambarkan secara rinci
dengan cara “mewawancara” situasi dan kejadian yang ada di lapangan.
Penelitian menggunakan statistik terdapat beberapa
tahap yang saling berkaitan satu sama lain. Yang artinya hasil pengorganisasian
data akan berpengaruh terhadap penemuan hasil, bila hasil pengolahan data cacat
maka hasil yang akan di peroleh akan cacat pula, oleh karena itu di dalam
pengolahan data di perlukan kedisplinan, kecermatan dan ketelitian.
B.
Lokasi
dan Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah siswa-siswi MAN
Sidoarjo.Sasaran penelitian di pilih secara purposive, yang berarti kami
sendiri yang menentukan beberapa orang yang di pilih sebagai informan sesuai
dengan kebutuhan.Lokasi penelitian adalah MAN Sidoarjo
·
MAN Sidoarjo merupakan lokasi
pembelajaran siswa-siswi. Selain itu lingkungannya sangat asri sehingga
berpangaruh pada proses pembelajarannya.
·
Siswa di sini sudah ada yang
bersemangat, sehingga bisa di ajak utuk meningkatkan tingkat kualitas
pendidikan sekolah.
C.
Teknik
Penentuan Informan
Informan
adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan
kondisi latar penelitian. Informan di pilih secara purposive untuk keperluan
penelitian ini, maka di ambil:
· Informan
pertama yakni, Ainu Muzaki kelas XI IPS 3 ia adalah siswa MAN Sidoarjo,
sehingga ia mengerti bagaimana kondisi MAN Sidoarjo pada saat jam pelajaran
berlangsung.
· Informan
yang kedua yakni, Ragil kelas X 7 ia adalah siswa MAN Sidoarjo, sehingga ia
mengetahui kondisi siswa MAN Sidoarjo.
· Informan
yang ketiga yakni, Danang Ardiansya kelas XI IPA 3 ia juga merupakan siswa MAN
Sidoarjo yang mana kita dapat mendapatkan informasi yang lebih jauh tentang
kondisi siswa pada saat jam pelajaran berlangsung.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Proses
pengumpulan data dalam penelitian ini melalui:Penelitian menggunakan pedoman
wawancara (indepth interview) dan
observasi langsung (observation) ke
MAN Sidoarjo. Wawancara mendalam di lakukan dengan maksud untuk memperoleh data
yang sebenar-benarnya tentang bagaimana kondisi dan keadaan siswa pad saat jam
pelajaran berlangsung.Langkah awal dari penelitian ini adalah menemukan
beberapa informasi yang cukup tentang keadaan siswa pada saat jam pelajaran
berlangsung, kami memilih tempat yang sekiranya dapat di jadikan sebagai objek
penelitian.
Kami
mengetahui selu beluk tentang kondisi siswa pada saat jam pelajaran berlangsung
setelah memperoleh informasi dari ketiga informan.Wawancara di lakukan di
sela-sela aktivitas dan kesibukan mereka, sedangkan observasi di lakukan di
tempat penelitian yakni MAN Sidoarjo, wawancara di lakukan selama satu hari
sedangkan laporan penelitian dilakukan selama satu bulan.
E.
Observasi
Seringkali
observasi di artikan sebagai suatu aktivitas sempit, yakni memperhatikan
sesuatu hanya dengan mata telanjang. Di dalam pengertian psikologi, observasi meliputi
kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan panca
indera. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, dan pendengaran.
Observasi
yang kami lakukan untuk memperoleh data yaitu kami mengunjungi kelas-kelas di
sekolah MAN Sidoarjo. Kelas di MAN Sidoarjo melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Dari pengamatanyang kami lakukan, kami mengetahui tentang pola tingkah laku
siswa. Ternyata mereka masih banyak yang malas pada saat jam pelajaran
berlangsung.
F.
Interview/Wawancara
Interview
merupakan kegiatan dimana kita mencari data dengan mewawancarai seseorang.
Pedoman wawancara yang kami gunakan adalah wawancara yang tidak berstuktur
karena kami hanya membuat garis-garis besar wawancara.
Jenis
wawancara yang kami lakukan adalah jenis wawancara bebas,karena disini kami
bebas tanpa harus menggunakan acuan pertanyaan interview yang kami lakukan.
· Kami
mewawancarai Ainu muzaki,disini kami mendapat informasi tentang keadaan siswa
pada saat jam pelajaran berlangsung
· Kami
juga mewawancarai Ragil,informasi yang kami peroleh mulai dari kondisi siswa
sampai alasan siswa menjadi malas pada saat jam pelajaran berlangsung.
· Selain
itu kami juga mewawancarai Danang Adriansya untuk mengetahui kondisi siswa yang
lebih mendalam pada saat jam pelajaran berlangsung
G.
Teknik
Analisis Data
Analisis
data dalam studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang
menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang di peroleh
(mariati,kun,dan suriawati,juju,2006:105).
Proses analisis
data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber,
yakni wawancara,pengamatan yang sudah di tuliskan dalam catatan lapangan, dan
internet. Setelah dibaca,di pelajari,dan di telaah, maka langkah berikutnya
ialah mengadakan pemeriksaan data dan penafsiran data. Setelah tahap ini,
mulailah kini mengadakan ringkasan/rangkuman data yang dilakukan dengan jalan
membuat rangkuman secara ringkas tanpa mengurangi makna dari data tersebut.
BAB
IV
PENYAJIAN
DATA
A.
Kondisi
Siswa Ketika Jam Pelajaran Berlangsung
1.
Kondisi
Siswa yang Semangat
Menurut Nitisemito ( 1982 ), Semangat adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga
dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik.
Pendapat serupa dikemukakan oleh Anaroga (1993), bahwa semangat adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat
sehingga pekerjaan cepat selesai dan lebih baik serta ongkos perunit dapat
diperkecil. Menurut Siswato ( 2001 ), Semangat dapat diartikan sebagai suatu
kondisi rohaniah atau perilaku individu dan kelompok-kelompok yang dapat
menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri
untuk belajar dengan giat dan konsekwen dalam mencapai tujuan.
Pada saat proses belajar rnengajar berlangsung, ada beberapa siswa yang
semangat dalam mencerna setiap materi yang telah di sampaikan oleh bapak ibu
guru, mereka sangat memanfaatkan waktu dengan baik, selainitu mereka juga
sangat bersungguh-sungguh dalam menyikapi materi pembelajaran yang telah di
sampaikan sehingga materi yang di sampaikan oleh bapak ibu guru dapat di terima
dengan baik dan dalam hal ini dapat di lihat bahwasannya kedua belah pihak
saling di untungkan.
2.
Kondisi
Siswa yang Malas
Malas adalah
suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam
pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk
melakukan hal tersebut. Pada saat waktu belajar mengajar berlangsung tidak
semua siswa bersemangat untuk menerima materi yang di sampaikan oleh bapak/ibu
guru. Tetapi tidak sedikit pula siswa yang kurang semangat sampai malas pada
saat jam pelajaran berlangsung, mereka seakan akan tidak mengetahui dampak dari
hal tersebut.Mereka dengan enjoy tidur di dalam kelas tanpa memperdulikan bapak/ibu
guru yang sedang memberikan materi pembelajaran di dalam kelas.
Selain itu ada
juga siswa yang asyik bercanda bersenda gurau pada saat jam pelajaran
berlagsung.Hal ini dapat menganggu konsentrasi siswa yang sedang
bersungguh-sungguh dalam mencerna materi pembelajaran yang telah di sampaikan
bapak/ibu guru di kelas.
B.
Dampak
kondisi siswa malas bagi kegiatan belajar mengajar
Kondisi
siswa yang malas pada saat proses belajar mengajar sangat bedampak negatif bagi
siswa. Karena hal ini dapat menghambat kelancaran bapak/ibu guru dalam
menyampaikan pembelajaran. Selain itu siswa juga akan di rugikan karena materi
yang telah di sampaikan oleh bapak dan ibu guru tidak dapat di cerna dengan
baik dan tingkat pemahaman siswa sangat menurun. Selain itu dampak dari kondisi
siswa yang malas adalah menurunnya tingkat kualitas siswa yang bermutu dan
terdidik.
BAB V
ANALISIS DATA
A.
Kurangnya
Kesadaran Akan Status dan Peran sebagai Penyebab Siswa Malas pada saat jam
pelajaran
Status atau
kedudukan menunjukkkan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Misalnya,
seseorang yang berstatus sebagai pelajar memiliki kewajiban untuk menuntut
ilmu. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki
kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban
sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan
seseorang dapat berfungsi sebagai alat pertahanan kelangsungan struktur
masyarakat, misalnya peran sebagai guru.
Kurangnya
kesadaran siswa-siswi MAN Sidoarjo terhadap peran mereka sebagai pelajar,
seharusnya mereka memiliki kewajiban untuk memahami dan menerima dengan baik
setiap materi yang telah di sampaikan oleh bapak/ibu guru, akan tetapi yang
mereka lakukan sebaliknya, mereka bersikap seakan-akan tidak memperdulikan
status dan peran mereka sebagai pelajar. Mereka dengan mudahnya mengabaikan
materi yang telah disampaikan oleh bapak dan ibu guru. Mereka bukan hanya
enggan merespon materi yang telah bapak/ibu guru sampaikan, bahkan sampai ada
yang dengan sengaja tertidur pada saat jam pelajaran berlangsung.
B.
Kesadaran
Akan Status dan Peran sebagai Solusi Bagi Siswa yang Malas pada saat Jam
Pelajaran Berlangsung
Apabila alasan
mereka untuk bermalas-malasan pada saat jam pelajaran berlangsung adalah karena
mereka tidak menyukai bapak/ibu guru dalam menyampaikan materi. Seharusnya
siswa-siswi harus belajar menghargai apa yang telah disampaikan oleh bapak/ibu
guru, karena apabila mereka sadar akan status dan peran mereka sebagai pelajar
pastinya mereka dapat memahami kondisi tersebut. Dan apabila alasan mereka
untuk bermalas-malasan adalah rasa mengantuk yang disebabkan terlaru larut
malam waktu istirahat mereka ,seharusnya mereka sadar akan status dan peran
serta tanggung jawab mereka sebagai pelajar bahwasannya mereka tidak boleh
tidur larut malam ,agar waktu disekolah tidak merasa mengantuk dan dapat
menerima setiap materi yang telah disampaikan oleh Bapak/Ibu guru. Dan
seharusnya bapak/ibu guru memberikan sanksi terhadap siswa-siswi yang malas
maupun yang tertidur pada saat jam pelajaran berlangsung, agar mereka tidak
menggulangi kesalahan mereka. Dan seharusnya bapak/ibu guru memahami kondisi
fisik siswa dan memberi motivasi serta semngat baru bagi siswa-siswinya
sehingga mereka tidak merasa jenuh pada saat menerima materi yang telah di
sampaikan oleh bapak/ibu guru.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a.
Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyaksiswa yang malas.
b.
Banyak
dampak negative bagisiswa dan guru karena dapat menghambat proses
belajar-mengajar.
c.
Siswa
juga di rugikan
karena materi yang telah di sampaikan oleh bapak dan ibu guru tidak dapat di
cerna dengan baik dan tingkat pemahaman siswa sangat menurun.
d.
kondisi siswa yang malas adalah
menurunnya tingkat kualitas siswa yang bermutu dan terdidik.
B.
SARAN
a.
Siswaseharusnyamenumbuhkansikapsemangatuntukmenuntutilmu.
b.
Guru
seharusnyaikutberperandalammembentukkepribadiansiswa agar tidakmalas.
c.
Seharusnya siswa sadar akan status dan
peran mereka sebagai pelajar.
DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun. 2007. Sosiologi Jilid I. Jakarta: PT Penerbit
Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar