Rabu, 25 September 2013

penelitian proses belajar di MAN Sidoarjo


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Proses kegiatan belajar mengajar sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM siswa. Proses KBM yang baik dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas bagi siswa, serta dapat menerapkan ide-ide kreatif bagi siswa.
Apabila siswa tidak mengikuti KBM dengan baik maka tingkat SDM pun menurun. Pentingnya proses KBM harus di dukung oleh guru yang profesional, serta murid yang berkualitas.Sehingga proses KBM bisa berjalan dengan baik dan menciptakan siswa yang berprestasi, bukan hanya dibidang pendidikan tapi dibidang nonakademik.
Akan tetapi dari sekian banyak siswa MAN Sidoarjo, ternyata banyak siswa yang tertidur dalam kelas pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya tingkat kualitas kegiatan belajar mengajar di MAN Sidoarjo.  Seharusnya ada tindakan yang tegas bagi siswa yang tertidur di dalam kelas . Agar siswa tidak melakukan tindakan tersebut untuk kedua kalinya .  Karena hal tersebut mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah di sampaikan oleh bapak/ibu guru.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana kondisi siswa ketika jam pelajaran berlangsung?
2.      Bagaimana dampak kondisi siswa yang malas bagi kegiatan belajar mengajar?
3.      Apa penyebab siswa malas ketika jam pelajaran?
4.      Apa solusi bagi siswa yang malas ketika jam pelajaran berlangsung?

C.    Tujuan Penelitian
1.      Agar mengetahui kondisi siswa ketika jam pelajaran berlangsung
2.      Agar mengetahui dampak kondisi siswa yang malas bagi kegiatan belajar mengajar
3.      Agar mengetahui penyebab siswa malas pada jam pelajaran
4.      Agar mengetahui solusi bagi siswa yang malas ketika jam pelajaran berlangsung




D.    Manfaat Penelitian
1.      Kita dapat mengetahui kondisi siswa ketika jam pelajaran berlangsung
2.      Kita dapat mengetahui dampak kondisi siswa yang malas bagi kegiatan belajar mengajar
3.      Kita dapat mengetahui apa penyebab siswa malas pada saat jam pelajaran berlangsung
4.      Kita dapat mengetahui solusi bagi siswa yang malas ketika jam pelajaran berlangsung

















BAB II
KERANGKA TEORI

A.       Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
Sosialisasi adalah sebuah proses seumur hidup bagaimana seorang individu mempelajari kebiasaan-kebiasaan yang meliputi cara-cara hidup, nilai-nilai dan norma-norma sosial yang terdapat dalam masyarakat agar dapat di terima masyarakat.Berikut ini beberapa definisi sosialisasi menurut para ahli.l
a.       Koentjaraningrat
Proses sosialisasi adalah proses belajar yang dialami individu sejak masa kanak-kanak sampai masa tuanya
b.      Peter Berger
Proses sosialisasi adalah suatu proses di mana seorang anak belajar menjadi seseorang anggota yang berprestasi dalam masyarakat
c.       Charlotte Buhler
Proses sosialisasi adalah proses yang membantu individu-individu belajar dan menyesuaikan diri , bagaimana cara hidup , dan berfikir kelompoknya agar dia dapat berfungsi dalam kelompok
Tujuan sosialisasi :
1.      Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan seseorang untuk melangsungkan kehidupan di tengah-tengah masyarakat.
2.      Mengembangkan kemampuan seseorang untuk berkomunikasi secara efektif dan mengembangkan kemampuan untuk membaca,menulis,dan bercerita.
3.      Membantu seseorang mengendalikan fungsi-fungsi organik melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
4.      Menanamkan kepada seseorang nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat.
Fungsi sosialisasi :
a.       Dilihat dari kepentingan individu,bertujuan  agar individu bisa mengenal, mengakui, dan menyesuaikan diri dengan nilai-nilai, norma-norma, dan struktur sosial yang ada di dalam masyarakat .
b.      Dilihat dari kepentingan masyarakat,sosialisasi berfungsi sebagai alat pelestarian, penyebarluasan, dan pewarisan nilai-nilai serta norma-norma yang ada dalam masyarakat, supaya tetap ada dan terpelihara oleh seluruh anggota masyarakat.
Jenis-jenis Sosialisasi
a.       Sosialisasi primer (primary socialization) adalah sosialisasi pertama yang di jalani individu semasa kecil dan menjadi pintu bagi seseorang memasuki keanggotaan dalam masyarakat. Sosialisasi primer merupakan tempat pertama menanamkan nilai-nilai budaya yang di anut keluarga.
b.      Sosialisasi sekunder (secondary socialization) adalah proses sosialisasi berikutnya yang memperkenalkan kepada individu tersebut sektor-sektor baru dunia objektif masyarakat.Contoh: rumah tahanan, rumah sakit jiwa dan lembaga pendidikan militer.

B.        Perilaku Menyimpang
Perilaku menyimpang adalah suatu perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Berikut ini beberapa definisi penyimpangan sosial dari para ahli sosiologi.
a.          James W. Van der Zaden
Penyimpangan sosial adalah perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
b.         Robert M. Z. Lawang
Penyimpangan sosial adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam masyarakat dan menimbulkan usaha dari yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku menyimpang tersebut.
c.          Paul B. Horton
Penyimpangan sosial adalah setiap perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran terhadap norma-norma kelompok atau masyarakat.
Ciri-ciri Penyimpangan Sosial
A.       Penyimpangan harus dapat didefinisikan
B.        Penyimpangan bisa diterima bisa juga ditolak
C.        Penyimpamgan relatif dan penyimpangan mutlak
D.       Penyimpangan terhadap budaya nyata ataukah budaya ideal
E.        Terdapat norma-norma penghindaran dalam penyimpangan
F.         Penyimpangan sosial bersifat adaptif (menyesuaikan)
G.       Perilaku menyimpang sudut pandang


Sudut pandang sosiologi:
Ø  Perilaku menyimpang karena sosialisasi yang kurang sempurna
Ø  Perilaku karena anomi (seolah-olah tidak ada norma)
C.       Norma dan Pengendalian Sosial
Pengertian norma seluruh kaidah dan peraturan yang di terepkan melalui lingkungan sosialnya.
Pengertian pengendalian sosial merupakan proses yang bertujuan agar masyarakat memasuki norma dan nilai sosial yang ada dalam masyarakat.
a.          Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial adalah suatu istilah kolektif yang mengacu pada proses terencana ataupun tidak terencana yang mengajarkan, membujuk atau memaksa individu untuk menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebiasaan dan nilai-nilai kelompok.
b.         Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan oleh masyarakat untuk menertibkan anggota-anggotanya membangkang.
c.          Horton
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh sekelompok orang atau masyarakat, sehingga para anggotanya dapat bertindak sesuai harapan kelompok atau masyarakat.
d.         Soetandyo Wignyo Subroto
Pengendalian sosial adalah sanksi, yaitu suatu bentuk penderitaan yang secara sengaja diberikan oleh masyarakat.








BAB III
METODOLOGI PENGUMPULAN DATA

A.       Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yang pengolahan datanya secara statistik,yaitu menggambarkan secara rinci dengan cara “mewawancara” situasi dan kejadian yang ada di lapangan.
Penelitian menggunakan statistik terdapat beberapa tahap yang saling berkaitan satu sama lain. Yang artinya hasil pengorganisasian data akan berpengaruh terhadap penemuan hasil, bila hasil pengolahan data cacat maka hasil yang akan di peroleh akan cacat pula, oleh karena itu di dalam pengolahan data di perlukan kedisplinan, kecermatan dan ketelitian.

B.        Lokasi dan Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian adalah siswa-siswi MAN Sidoarjo.Sasaran penelitian di pilih secara purposive, yang berarti kami sendiri yang menentukan beberapa orang yang di pilih sebagai informan sesuai dengan kebutuhan.Lokasi penelitian adalah MAN Sidoarjo
·         MAN Sidoarjo merupakan lokasi pembelajaran siswa-siswi. Selain itu lingkungannya sangat asri sehingga berpangaruh pada proses pembelajarannya.
·         Siswa di sini sudah ada yang bersemangat, sehingga bisa di ajak utuk meningkatkan tingkat kualitas pendidikan sekolah.

C.       Teknik Penentuan Informan
Informan adalah orang yang di manfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan di pilih secara purposive untuk keperluan penelitian ini, maka di ambil:
·      Informan pertama yakni, Ainu Muzaki kelas XI IPS 3 ia adalah siswa MAN Sidoarjo, sehingga ia mengerti bagaimana kondisi MAN Sidoarjo pada saat jam pelajaran berlangsung.
·      Informan yang kedua yakni, Ragil kelas X 7 ia adalah siswa MAN Sidoarjo, sehingga ia mengetahui kondisi siswa MAN Sidoarjo.
·      Informan yang ketiga yakni, Danang Ardiansya kelas XI IPA 3 ia juga merupakan siswa MAN Sidoarjo yang mana kita dapat mendapatkan informasi yang lebih jauh tentang kondisi siswa pada saat jam pelajaran berlangsung.
D.       Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini melalui:Penelitian menggunakan pedoman wawancara (indepth interview) dan observasi langsung (observation) ke MAN Sidoarjo. Wawancara mendalam di lakukan dengan maksud untuk memperoleh data yang sebenar-benarnya tentang bagaimana kondisi dan keadaan siswa pad saat jam pelajaran berlangsung.Langkah awal dari penelitian ini adalah menemukan beberapa informasi yang cukup tentang keadaan siswa pada saat jam pelajaran berlangsung, kami memilih tempat yang sekiranya dapat di jadikan sebagai objek penelitian.
Kami mengetahui selu beluk tentang kondisi siswa pada saat jam pelajaran berlangsung setelah memperoleh informasi dari ketiga informan.Wawancara di lakukan di sela-sela aktivitas dan kesibukan mereka, sedangkan observasi di lakukan di tempat penelitian yakni MAN Sidoarjo, wawancara di lakukan selama satu hari sedangkan laporan penelitian dilakukan selama satu bulan.

E.        Observasi
Seringkali observasi di artikan sebagai suatu aktivitas sempit, yakni memperhatikan sesuatu hanya dengan mata telanjang. Di dalam pengertian psikologi, observasi meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan panca indera. Observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, dan pendengaran.
Observasi yang kami lakukan untuk memperoleh data yaitu kami mengunjungi kelas-kelas di sekolah MAN Sidoarjo. Kelas di MAN Sidoarjo melakukan aktivitasnya sehari-hari. Dari pengamatanyang kami lakukan, kami mengetahui tentang pola tingkah laku siswa. Ternyata mereka masih banyak yang malas pada saat jam pelajaran berlangsung.

F.        Interview/Wawancara
Interview merupakan kegiatan dimana kita mencari data dengan mewawancarai seseorang. Pedoman wawancara yang kami gunakan adalah wawancara yang tidak berstuktur karena kami hanya membuat garis-garis besar wawancara.
Jenis wawancara yang kami lakukan adalah jenis wawancara bebas,karena disini kami bebas tanpa harus menggunakan acuan pertanyaan interview yang kami lakukan.
·      Kami mewawancarai Ainu muzaki,disini kami mendapat informasi tentang keadaan siswa pada saat jam pelajaran berlangsung
·      Kami juga mewawancarai Ragil,informasi yang kami peroleh mulai dari kondisi siswa sampai alasan siswa menjadi malas pada saat jam pelajaran berlangsung.
·      Selain itu kami juga mewawancarai Danang Adriansya untuk mengetahui kondisi siswa yang lebih mendalam pada saat jam pelajaran berlangsung
G.    Teknik Analisis Data
Analisis data dalam studi ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni penelitian yang menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang di peroleh (mariati,kun,dan suriawati,juju,2006:105).
Proses analisis data di mulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yakni wawancara,pengamatan yang sudah di tuliskan dalam catatan lapangan, dan internet. Setelah dibaca,di pelajari,dan di telaah, maka langkah berikutnya ialah mengadakan pemeriksaan data dan penafsiran data. Setelah tahap ini, mulailah kini mengadakan ringkasan/rangkuman data yang dilakukan dengan jalan membuat rangkuman secara ringkas tanpa mengurangi makna dari data tersebut.










BAB IV
PENYAJIAN DATA

A.       Kondisi Siswa Ketika Jam Pelajaran Berlangsung
1.      Kondisi Siswa yang Semangat
Menurut Nitisemito ( 1982 ), Semangat adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Pendapat serupa dikemukakan oleh Anaroga (1993), bahwa semangat  adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan cepat selesai dan lebih baik serta ongkos perunit dapat diperkecil. Menurut Siswato ( 2001 ), Semangat dapat diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu dan kelompok-kelompok yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri  untuk belajar dengan giat dan konsekwen dalam mencapai tujuan. Pada saat proses belajar rnengajar berlangsung, ada beberapa siswa yang semangat dalam mencerna setiap materi yang telah di sampaikan oleh bapak ibu guru, mereka sangat memanfaatkan waktu dengan baik, selainitu mereka juga sangat bersungguh-sungguh dalam menyikapi materi pembelajaran yang telah di sampaikan sehingga materi yang di sampaikan oleh bapak ibu guru dapat di terima dengan baik dan dalam hal ini dapat di lihat bahwasannya kedua belah pihak saling di untungkan.
2.      Kondisi Siswa yang Malas
Malas adalah suatu perasaan di mana seseorang akan enggan melakukan sesuatu karena dalam pikirannya sudah memiliki penilaian negatif atau tidak adanya keinginan untuk melakukan hal tersebut. Pada saat waktu belajar mengajar berlangsung tidak semua siswa bersemangat untuk menerima materi yang di sampaikan oleh bapak/ibu guru. Tetapi tidak sedikit pula siswa yang kurang semangat sampai malas pada saat jam pelajaran berlangsung, mereka seakan akan tidak mengetahui dampak dari hal tersebut.Mereka dengan enjoy tidur di dalam kelas tanpa memperdulikan bapak/ibu guru yang sedang memberikan materi pembelajaran di dalam kelas.
Selain itu ada juga siswa yang asyik bercanda bersenda gurau pada saat jam pelajaran berlagsung.Hal ini dapat menganggu konsentrasi siswa yang sedang bersungguh-sungguh dalam mencerna materi pembelajaran yang telah di sampaikan bapak/ibu guru di kelas.

B.        Dampak kondisi siswa malas bagi kegiatan belajar mengajar
Kondisi siswa yang malas pada saat proses belajar mengajar sangat bedampak negatif bagi siswa. Karena hal ini dapat menghambat kelancaran bapak/ibu guru dalam menyampaikan pembelajaran. Selain itu siswa juga akan di rugikan karena materi yang telah di sampaikan oleh bapak dan ibu guru tidak dapat di cerna dengan baik dan tingkat pemahaman siswa sangat menurun. Selain itu dampak dari kondisi siswa yang malas adalah menurunnya tingkat kualitas siswa yang bermutu dan terdidik.
























BAB V
ANALISIS DATA

A.       Kurangnya Kesadaran Akan Status dan Peran sebagai Penyebab Siswa Malas pada saat jam pelajaran
Status atau kedudukan menunjukkkan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat. Misalnya, seseorang yang berstatus sebagai pelajar memiliki kewajiban untuk menuntut ilmu. Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Apabila seseorang melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan peranannya. Peranan seseorang dapat berfungsi sebagai alat pertahanan kelangsungan struktur masyarakat, misalnya peran sebagai guru. Kurangnya kesadaran siswa-siswi MAN Sidoarjo terhadap peran mereka sebagai pelajar, seharusnya mereka memiliki kewajiban untuk memahami dan menerima dengan baik setiap materi yang telah di sampaikan oleh bapak/ibu guru, akan tetapi yang mereka lakukan sebaliknya, mereka bersikap seakan-akan tidak memperdulikan status dan peran mereka sebagai pelajar. Mereka dengan mudahnya mengabaikan materi yang telah disampaikan oleh bapak dan ibu guru. Mereka bukan hanya enggan merespon materi yang telah bapak/ibu guru sampaikan, bahkan sampai ada yang dengan sengaja tertidur pada saat jam pelajaran berlangsung.
B.        Kesadaran Akan Status dan Peran sebagai Solusi Bagi Siswa yang Malas pada saat Jam Pelajaran Berlangsung
Apabila alasan mereka untuk bermalas-malasan pada saat jam pelajaran berlangsung adalah karena mereka tidak menyukai bapak/ibu guru dalam menyampaikan materi. Seharusnya siswa-siswi harus belajar menghargai apa yang telah disampaikan oleh bapak/ibu guru, karena apabila mereka sadar akan status dan peran mereka sebagai pelajar pastinya mereka dapat memahami kondisi tersebut. Dan apabila alasan mereka untuk bermalas-malasan adalah rasa mengantuk yang disebabkan terlaru larut malam waktu istirahat mereka ,seharusnya mereka sadar akan status dan peran serta tanggung jawab mereka sebagai pelajar bahwasannya mereka tidak boleh tidur larut malam ,agar waktu disekolah tidak merasa mengantuk dan dapat menerima setiap materi yang telah disampaikan oleh Bapak/Ibu guru. Dan seharusnya bapak/ibu guru memberikan sanksi terhadap siswa-siswi yang malas maupun yang tertidur pada saat jam pelajaran berlangsung, agar mereka tidak menggulangi kesalahan mereka. Dan seharusnya bapak/ibu guru memahami kondisi fisik siswa dan memberi motivasi serta semngat baru bagi siswa-siswinya sehingga mereka tidak merasa jenuh pada saat menerima materi yang telah di sampaikan oleh bapak/ibu guru.



















BAB VI
PENUTUP


A.       KESIMPULAN
a.       Dalam proses kegiatan belajar mengajar banyaksiswa yang malas.
b.      Banyak dampak negative bagisiswa dan guru karena dapat menghambat proses belajar-mengajar.
c.       Siswa juga di rugikan karena materi yang telah di sampaikan oleh bapak dan ibu guru tidak dapat di cerna dengan baik dan tingkat pemahaman siswa sangat menurun.
d.      kondisi siswa yang malas adalah menurunnya tingkat kualitas siswa yang bermutu dan terdidik.


B.        SARAN
a.       Siswaseharusnyamenumbuhkansikapsemangatuntukmenuntutilmu.
b.      Guru seharusnyaikutberperandalammembentukkepribadiansiswa agar tidakmalas.
c.       Seharusnya siswa sadar akan status dan peran mereka sebagai pelajar.








DAFTAR PUSTAKA
Maryati, Kun. 2007. Sosiologi Jilid I. Jakarta: PT Penerbit Erlangga
Maryati, Kun. 2007. Sosiologi Jilid II. Jakarta: PT Penerbit Erlangga









Tidak ada komentar:

Posting Komentar