WAKIL SENAYAN
Dengan
mengatas namakan keadilan,
Mereka
bertaruh kekuasaan, menjadi tikus berdasi.
Menjadi
ular berkepala dua.
Mereka
Penipu….!
Lihat kawan,
Lihat ….!
Berapa banyak anak yang terlantar?
Lihat…!
Tubuh kecil Mereka…..
Mereka mamanggang tubuh mereka dalam terik
mentari,
Hanya untuk se-sen uang receh.
Yang bagimu hanya titik dari harta mu.
Lihat, Kawan,,,
Tengokkan matamu untukmelihat mereka.
Mata mereka begitu polos, begitu bersih dari
keinginan mewah.
Hanya sesuap nasi yang mereka butuhkan, sekedar
menyambung hidup.
Lihat
kawan,,
Lihatlah
perut mereka membuncit,,,,
Bukan
karena banyak makan, tapi karena derita.
Bukan
seperti tikus itu..!
Yang buncit
karena harta melimpah.
Tanyakan, kawan.
Coba tanyakan pada mereka.
Apa yang mereka inginkan,
Tanyakan pada mereka.!
Oh kawan
hanya sederhana yang mereka inginkan.
Mereka
hanya ingin hidup layak sama seperti kita,
Tampa
derita merana
Sementara
para wakill mereka berlenggang indah, di Senayan dengan jabatan yang di
sematkan rakyat pada mereka.
Oh, Kawan…!
Apa ini?
Aku tak mengerti akan semua
ini..!
Aku tak mengerti apa yang ada di
dalam benak, wakil rakyat itu?
Mengapa mereka membangun rumah
yang berhiaskan marmer dan guci-guci indah .
Dengan merobohkan rumah-rumah kecil penuh
derita harapan?
Untuk keindahan katanya.!
Inikah
negri ku?
Negri
indah, yang membunuh bangsanya sendiri?
Negri indah
yang meghancurkan bangsanya sendiri?
Negri indah
tempat ku pertama kali melihat keindahan dan kekacauan.
Negri ndah
tempat ku memaknai hidup?
Kawan,
Kita hanya bagian kecil dari titik awan.
Dari ribuan khalifah di bumi, yang di tugaskan
Tuhan unuk member warna indah pada bumi.
Untuk para
wakil ku di Senayan, tengoklah mereka.
Rasakan apa
yang mereka rasa.
Sedikit
saja buka hatimu untuk menerima kebenaran.
Cinta kah
kalian pada negri ini?
Ku mohon,
berikanlah sedkit kebahagiaan bagi mereka.
Agar mereka
juga merasakan cinta.
Seperti
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar